ya.. POLA. untuk itu mengapa saya sangat menyukai deret angka. menurut saya, pola yang harus kita temukan saat mengerjakan soal deret angka dapat menjadi simulasi yang cukup efektif untuk melatih kemampuan kita dalam memecahkan masalah.ini adalah tentang kepekaan kita dalam melihat masalah yang tersembunyi dibalik setiap angka dalam suatu deret, konsentrasi kita dalam mencari detail perbandingan setiap angka serta kecakapan dalam menarik kesimpulan akan rumus yang paling tepat. dan untuk itu, terkadang saya memuaskan kebutuhan iseng saya dengan bermain deret angka dengan teman-teman. semuanya terasa menyenangkan dan cukup menantang dimana sebagian soal berhasil saya taklukan sementara sebagian lainnya cukup tangguh sehingga saya butuh “rekan” untuk menyelesaikannya. hingga akhirnya suatu hari, saat bermain saya menemukan “sesuatu” untuk direnungkan kembali….
saat itu saya mendapat partner bermain yang memiliki sikap iseng diatas rata-rata orang normal. ia mendapat kesempatan untuk membuat soal deret yang harus saya selesaikan. ketika soal diberikan kepada saya, 5 sampai 2 sampai 5 menit pertama saya hanya diam memperhatikan soal.ada beberapa pola yg sudah saya dapatkan, tetapi masih ada kejanggalan didalamnya. akhirnya saya mengabaikan sedikit kejanggalan itu dan menjawab angka deret selanjutnya. saat memberikan jawaban, dia malah tertawa dan berkata “kok dijawab sih, kan gue buat soalnya ngasal. emang ketemu polanya?”. bukannya bereaksi kesal karena telah menjadi korban keisengan dia, saya malah berusaha ngejabarin pola yang bisa saya temukan dari “deretangka iseng” yang dibuatnya. lalu pada akhirnya, kami baru tertawa bersama….
kejadian ini cukup mengusik saya setelahnya. fakta bahwa adakalanya sesuatu yang terjadi tanpa pola / sesuatu yang terjadi dengan tidak disengaja (tidak menggunakan rumus) ternyata dapat dilihat oleh kacamata lain sebagai sesuatu yang berpola dan memiliki rumus yang bisa dipecahkan. dan mungkin karenanya, terkadang kita membuat masalah yang sebenarnya tidak ada. kondisi kita yang sudah terbiasa dengan pemecahan pola membuat kita menjadi terlalu berhati-hati dan terlalu mempertimbangkan stimulus yang ada sebagai suatu rumusan masalah. lebih mudahnya, akan saya coba jabarkan dalam fenomena sehari-hari ini.
seorang perempuan (kita sebut saja Lady A) yang memiliki pacar yang cuek (Mr.B). suatu hari dia tidak mengangkat telpon karena sedang sibuk. ia juga membatalkan makan siang bersama karena sedang sibuk. lalu sahabat si Lady A menceritakan padanya bahwa ia melihat Mr B berjalan di mall dengan perempuan lain. esoknya Mr B berusaha menebus kesalahannya (karena kesibukannya kemarin) dengan menraktir Lady A.bagi lady A, yang telah terbiasa mencari dan menggabungkan detail dalam setiap persoalan dalam hidupnya, keadaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai suatu pola yang tidak menyenangkan. ia menganggap Mr. B tidak mengangkat telpon dan tidak mau makan siang dengannya karena ia berselingkuh. kesimpulan ini dikuatkan oleh detail lain yang telah ia dapatkan dari cerita sahabatnya dan bahkan semakin dikuatkan oleh sikap Mr.B yg penuh rasa bersalah dan tiba-tiba memanjakannya dengan traktiran. nah.. suatu pola telah terbentuk.
sementara itu, dari pihak Mr. B, ia merasa baik-baik saja. semua yang dia tau hanyalah kemarin ia benar-benar sibuk terutama saat harus bertemu dengan koleganya di mall. tidak ada pola. tidak ada masalah.
see?? tidak ada pola apa-apa yang dibentuk oleh Mr.B, tapi Lady A membacanya sebagai suatu pola. dan ia telah memecahkannya. dan kini ia mendapatkan masalah yang seharusnya tidak ada.
ini hanya satu cerita, dari banyak cerita yang mungkin bisa menjelaskan fenomena tak berpola ini. mungkin sebenarnya, dari sekian banyak masalah yang harus kita hadapi… ada beberapa diantaranya yang kita buat sendiri. yang kita buat dengan menggunakan kemampuan yang seharusnya kita gunakan untuk menyelesaikan masalah.. itulah hidup.. tidak ada rumusan yang pasti.